Petaka Anak Gadis, Rindu Ketemu Ayah Kandung Berujung Kekerasan

RMOLBANTEN Gadis berinisial W (15) yang menjadi korban kekerasan oleh ayah kandung dan ibu tiri, sejatinya hanya ingin bertemu serta melepas rindu dengan sang ayah R yang sudah lama pisah dengan dirinya.

Sayangnnya, keinginan W justru menjadi petaka bagi dirinya. W dianiaya oleh R yang notabene ayah kandungnya dan E ibu tirinya pada Senin (26/7) malam,di Pondok Benda Salak 3, Pamulang, Tangsel.

Nawati selaku ibu kandung yang tak terima, anaknya menjadi korban kekerasan melaporkan aksi R dan E ke Mapolres Tangsel.

Nawati pun, telah dimintai keterangan oleh tim penyidik guna melengkapi laporannya yang tercatat dalamlaporan polisi TBL/B/948/VII/2021/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA.

Kepada awak media, Nawati menceritakan awal mula anaknya dianiaya oleh R dan E di Pamulang, Tangsel.

"Semenjak anak saya dua tahun sudah pisah sama dia (R). Jadi sudah 14 tahun. Sudah mengurus cerai 2006.Jadi dia (W), lagi marah sama saya, lagi ngambek. Kata saya gini sekarang sudah besar coba rasain enakan ikut mamah atau ayah. Eh ternyata tinggalnya di rumah uwa nya bukan ayahnya," papar Nawati di Mapolres Tangsel, Jumat (30/7).

Tak berselang lama, Nawati mendapat kabar jika anaknya W mendapat kekerasan yang dilakukan oleh R dan E. Akan tetapi, kabar tersebut tak langsung dipercayai oleh Nawati.

"Pertama dia (korban) kali whatsapp ke neneknya, antara percaya dan tidak. Karena anaknya sering suka bohong. Enggak usah whatsapp kalau mau pulang, pulang saja," katanya.

Sesampainya W di rumah. Nawati mendapati anaknya sudah babak belur. Merasa terpukul anaknya menjadi korban kekerasan, Nawati mendatangi rumah pelaku R dan E.

"Pas pulang dilihat keadaannya bibir atasnya jontor, pipi sebelah kiri merah. Saya enggak langsung lapor. Saya kesana dulu, mastiin mau bertanya. Tapi, enggak ketemu sama ayahnya (pelaku), ada istrinya. Tapi enggak mau nemuin saya. Kalau nemuin, saya mau bertanya kenapa sampai terjadi pemukulan kepada anak saya," tutur Nawati.

Sementara itu, W mengatakan, sebelum terjadi penganiayaan, dirinya sedang tertidur. Dan, tak berselang lama dibangunkan oleh E yang merupakan ibu tiri korban.

"Lagi tidur. Pertama ibu tiri yang bangunin dengan cara kasar gitu. Ayah tanya sama temannya ada satu orang, Nare dimana yung. Disitulah terjadi kekerasan. Kaget baru bangun," ucap W.

Atas kejadian itu, W yang keadaan babak belur juga merasakan sakit di bagian telinga karena pukulan.

"Iya. Telinga juga agak pengang karena dipukul," tandasnya. [ars]

from RMOLBanten.com https://ift.tt/3iZ5dqc
via gqrds

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Petaka Anak Gadis, Rindu Ketemu Ayah Kandung Berujung Kekerasan"

Posting Komentar