Ratusan Karyawan Bandara Soetta Mogok Kerja, Aktivitas Penerbangan Terancam Terganggu
RMOLBANTEN. Ratusan karyawan outsourcing PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang dipekerjakan di PT Gapura Angkasa yang merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia melakukan aksi mogok kerja sejak Senin, (30/12) hingga Selasa, (30/12). Aksi ini sebagai bentuk protes lantaran pemecatan empat karyawannya.
Adapun empat karyawan tersebut ditempatkan sebagai petugas Ground Support Equipment (GSE) atau ground handling Garuda Indonesia yakni atas nama Mey Hardie, Abdul Rohman, Majid bin Adung, dan Sugi Haryanto.
"Surat pemutusan itu dilayangkan sebelum habis kontrak per tanggal 31 Desember 2019. Tapi sebelum ada surat pemutusan, kami memang melayangkan surat untuk melakukan perundingan terkait pengangkatan karyawan tetap terhadap pihak Gapura. Tapi, pihak sana (Gapura Angkasa) tidak menanggapi, hingga ketiga kalinya baru ditanggapi dan kita menolak atas dasar hukum," kata Mey Hardie, salah satu karyawan di Bandara Mas, Kota Tangerang, Selasa (31/12).
Mey Hardie menuturkan, atas pemutusan tersebut, ia dan ketiga rekannya beserta kurang lebih 200 pekerja melakukan aksi mogok kerja agar perusahaan tersebut menanggapi.
"Disini engga saya saja, tapi ada ratusan rekan lainnya yang juga minta kepastian status kerja di perusahaan. Memang sih, ketika nantinya kontrak kita habis di Gapura Angkasa, kita akan dapatkan kerja lagi, tapi itu tidak tahu dimananya. Makanya, kita gelar aksi ini," ujarnya.
Dalam aksi itu, para massa juga memberikan peringatan kepada perusahaan agar memberikan kejelasan, karena aksi mereka disinyalir akan mengganggu layanan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Kalau begini dampaknya luas, layanan di bandara bisa terganggu makanya kami harap bisa cepat ditanggapi," tandasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3682fIt
via gqrds
Adapun empat karyawan tersebut ditempatkan sebagai petugas Ground Support Equipment (GSE) atau ground handling Garuda Indonesia yakni atas nama Mey Hardie, Abdul Rohman, Majid bin Adung, dan Sugi Haryanto.
"Surat pemutusan itu dilayangkan sebelum habis kontrak per tanggal 31 Desember 2019. Tapi sebelum ada surat pemutusan, kami memang melayangkan surat untuk melakukan perundingan terkait pengangkatan karyawan tetap terhadap pihak Gapura. Tapi, pihak sana (Gapura Angkasa) tidak menanggapi, hingga ketiga kalinya baru ditanggapi dan kita menolak atas dasar hukum," kata Mey Hardie, salah satu karyawan di Bandara Mas, Kota Tangerang, Selasa (31/12).
Mey Hardie menuturkan, atas pemutusan tersebut, ia dan ketiga rekannya beserta kurang lebih 200 pekerja melakukan aksi mogok kerja agar perusahaan tersebut menanggapi.
"Disini engga saya saja, tapi ada ratusan rekan lainnya yang juga minta kepastian status kerja di perusahaan. Memang sih, ketika nantinya kontrak kita habis di Gapura Angkasa, kita akan dapatkan kerja lagi, tapi itu tidak tahu dimananya. Makanya, kita gelar aksi ini," ujarnya.
Dalam aksi itu, para massa juga memberikan peringatan kepada perusahaan agar memberikan kejelasan, karena aksi mereka disinyalir akan mengganggu layanan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
"Kalau begini dampaknya luas, layanan di bandara bisa terganggu makanya kami harap bisa cepat ditanggapi," tandasnya. [ars]
from RMOLBanten.com https://ift.tt/3682fIt
via gqrds
0 Response to "Ratusan Karyawan Bandara Soetta Mogok Kerja, Aktivitas Penerbangan Terancam Terganggu"
Posting Komentar