Potret Buram Cilegon, Good Bye 2019 & Welcome 2020

Oleh : Ali Mujahidin, Ketua PB Al-Khairiyah

“Selamat tinggal Kota Cilegon 2019 dan Selamat datang Kota Cilegon di tahun 2020″. Sepanjang tahun 2019 Kota Cilegon mengalami berbagai catatan rapor merah _*”menurut mahasiswa”,*_ terutama pada tahun 2019 ini.

Ada yang sangat ‘memprihatinkan’ ada juga yang sangat ‘mencolok mata’ untuk menjadi perhatian warga Kota Cilegon di tahun 2019.

Pertama : Pemerintah Daerah dipandang gagal tanpa solusi mengatasi problem pengangguran ditambah dengan terhentinya kontrak karyawan outsourching PT. KS sehinga Kota Cilegon perlu ditetapkan sebagai daerah darurat lapangan kerja karena Kota Cilegon dianggap sebagai daerah dengan prestasi urutan ke 2 (dua) dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Prestasi yang luar biasa dan seolah Pemkot tidak peduli dan tidak ada solusi.

Kedua : Banjir yang sebenarnya sudah jadi problem rutin tahunan, rupanya juga seolah tidak dianggap penting oleh pemerintah daerah untuk diantisipasi dan seakan tidak ada solusinya, padahal kalau hujan datang depan kantor walikota, beberapa titik jalan protokol dan beberapa titik pemukiman warga jadi langganan banjir.

Ketiga : Para mantan Napi Koruptor di Kota Cilegon ini juga rupanya mendapatkan posisi luar biasa, Ketua MUI terpilih mantan Napi Korupsi, Komisaris salah satu BUMD juga diduga mantan Napi Korupsi dan salah satu Direktur BUMD Kota Cilegon juga ternyata rupanya ada yang mantan Napi Korupsi. Bahkan tidak tanggung-tanggung diduga proyek-proyek dan sistem kekuasaan di Kota Cilegon juga masih dikendalikan oleh “Napi Korupsi” dari dalam penjara yang diduga rajin ngumpul-ngumpul dalam Lapas dengan modus ‘Besuk’. Namun demikian kita tetap berharap Kota Cilegon tidak dianggap sebagai ‘Bumi Para Napi Korupsi/Koruptor’.

Keempat : Surprise dan kejutan yang memprihatinkan juga terjadi ketika berita ‘Tunggakan pajak mobil dinas’ menjadi Viral yang menggelegar karena Pemerintah yang biasa pasang baligho/billboard foto pasangan Kepala daerah dan wakilnya yang rajin mengimbau agar warga masyarakat taat pajak, justru malah mereka sendiri yang diduga “getol nunggak pajak kendaraan dinas mereka”.

Kelima : Info berita Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon yang terancam gulung tikar bahkan diduga sempat kehabisan obat-obatan dengan karyawan yang hampir sempat tidak tergaji dan tidak terbayar BPJS nya, juga tidak kalah mengejutkan, di tengah Kota Cilegon yang PAD dan APBD nya besar ini.

Selain dari pada itu dugaan bacakan setoran-setoran ‘fee’ projek APBD yang diduga dipaksakan tidak kalah jadi opini yang bukan merupakan rahasia umum, diduga semua juga masih dalam kendali Napi Korupsi dari dalam lapas, ditambah dengan dugaan soal subyektifitas penempatan jabatan ; dugaan pengkondisian RT/RW yang mulai digarap lagi jelang Pemilukada 2020 dan soal-soal lain yang diduga mulai mengarah untuk kepentingan pemenangan ‘dinasti’ pada Pemilikada 2020.

Yang dahsyat dan tidak kalah hebatnya, alokasi dana hibah yang tahun 2019 untuk tahun 2020 diduga mulai meroket dari Rp40 M menjadi Rp90 M, sungguh luar biasa dan fantastis.

Kami kira semua warga masyarakat mulai melek mata dan mulai rajin mencatat dan menulis satu persatu “kemana saja dana hibah itu akan di cairkan dan di salurkan ?” Dan siapa saja organisasi penerima hibah itu ?. Bahkan apakah ketua-ketua organisasi itu betul-betul tahu dan hati hati, karena jika kemudian hari ada masalah hukum, siapa yang akan bertanggung jawab membantu ?.

Semoga semua bisa berhati hati dan kritis setelah belajar dari kondisi Kota Cilegon tahun 2019, dan tentunya harus waspada di tahun 2020…ini.

*Kota Cilegon “Good bye 2019 & Welcome 2020″*

(***)



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Potret Buram Cilegon, Good Bye 2019 & Welcome 2020"

Posting Komentar